Iklan

Zelensky Siap Tinggalkan NATO Jelang Perdamaian

Sunday, December 14, 2025, 12:12 PM WIB Last Updated 2025-12-15T05:23:54Z

Presiden Volodymyr Zelensky mengisyaratkan kemungkinan melepaskan keinginannya lama untuk bergabung dengan NATO menjelang pertemuan dengan utusan Amerika Serikat dan sekutu Eropa di Berlin, sebagai tukaran terhadap jaminan keamanan dari negara-negara Barat.

Zelenskyy pada hari Minggu menggambarkan usulan tersebut sebagai sebuah kompromi dari Kiev, setelah selama bertahun-tahun memperjuangkan keanggotaan NATO sebagai bentuk perlindungan terkuat terhadap ancaman serangan Rusia di masa depan.

Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat, mitra-mitra Eropa, serta sekutu lainnya mampu memberikan jaminan keamanan yang memiliki kekuatan hukum sebagai penggantinya.

"Sejak awal, keinginan Ukraina adalah menjadi anggota NATO; itulah jaminan keamanan yang nyata. Namun, beberapa mitra dari AS dan Eropa tidak mendukung jalannya," kata Zelensky menjawab pertanyaan wartawan dalam percakapan WhatsApp yang dilaporkan Aljazeera, Senin (15/12).

"Oleh karena itu, saat ini jaminan keamanan bilateral antara Ukraina dan Amerika Serikat, jaminan yang serupa dengan Pasal 5 dari AS, serta jaminan keamanan dari mitra Eropa dan negara-negara lain—seperti Kanada dan Jepang—berpeluang untuk menghentikan invasi Rusia berikutnya," katanya.

"Dan ini sudah merupakan bentuk kompromi dari pihak kami," tambah Zelensky, sambil menegaskan bahwa jaminan-jaminan tersebut harus memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

Tindakan ini akan menjadi tanda perubahan penting bagi Ukraina, yang sebelumnya berupaya untuk menjadi anggota NATO meskipun Moskow menganggap perluasan aliansi tersebut sebagai ancaman.

Meskipun tindakan tersebut sesuai dengan salah satu tujuan perang Rusia yang telah diumumkan, Kyiv tetap menolak permintaan untuk menyerahkan wilayahnya.

Zelensky menyatakan bahwa ia menginginkan perdamaian yang "berharga" serta jaminan kuat bahwa Rusia tidak akan kembali menyerang, sementara para diplomat berkumpul untuk membahas konflik yang berpotensi menjadi yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Ia juga menuduh Moskow memperpanjang perang dengan serangan terus-menerus terhadap kota-kota Ukraina dan infrastruktur penting.

Komentar

Tampilkan