Iklan

APSI Dorong Transformasi Pola Pikir Pendidik Lewat Komunitas Belajar

Monday, December 15, 2025, 12:14 PM WIB Last Updated 2025-12-15T05:16:07Z


Jakarta, Newsindonesia - Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) kembali menegaskan peran krusial komunitas belajar sebagai motor penggerak perbaikan mutu pendidikan nasional. 


Dalam "WEBINAR KEJAR BU RESI KE-107" yang diselenggarakan secara daring, APSI mengangkat praktik-praktik baik yang berhasil menguatkan pola pikir bertumbuh (growth mindset) di kalangan pendidik.


Ketua Umum APSI Pusat, Dr. Agus Koco M.M., dalam sambutannya, menyoroti tantangan mayoritas guru yang masih berada dalam zona nyaman dengan pola pikir tetap (fixed mindset). 


Menurutnya, upaya transformasi ini menuntut kepemimpinan yang berempati dan konsisten dari pengawas serta kepala sekolah. APSI mendorong penguatan Catur Logi Pendidikan, yang kini wajib melibatkan komunitas sebagai pilar keempat, selain rumah, sekolah, dan masyarakat.


Webinar ini menampilkan dua praktik sukses yang menepis stagnasi. Pertama, kisah inspiratif dari MGMP Otomotif Jawa Timur yang dipimpin oleh Rofiq Ali Muhsin S.Pd., MT, Kepala SMK Negeri 5 Madiun. 


Melalui strategi Koberpak (Kolaborasi Berdikari Berdampak), komunitas ini berhasil meningkatkan jumlah anggota dari 39 menjadi 426 guru.



"Awalnya banyak yang merasa cukup dan menolak teknologi baru. Kami dorong mereka untuk berdikari, salah satunya dengan menghasilkan karya nyata. Alhamdulillah, semangat growth mindset ini membuat kami bisa menerbitkan 23 buku ber-ISBN," kata Rofiq.


Dampaknya tidak hanya terasa pada peningkatan kompetensi profesional tetapi juga berdampak langsung pada prestasi siswa, mengantarkan Jawa Timur meraih Juara Umum LKS bidang Otomotif. 


Koberpak menunjukkan bahwa kolaborasi yang mandiri mampu memicu growth mindset dan produktivitas di antara pendidik.


Sementara itu, Dr. Dra. Husnul Khattimah M.Pd, Kepala SMA Taruna Nala Malang, berbagi model kepemimpinan modern yang disebut sebagai CEO (Creative, Empower, Outcome-Oriented).

 Filosofi ini menghasilkan program unggulan NALAKOR (Nala Collaborative Open Class for Reflective Education). 


NALAKOR memperkenalkan model pembelajaran terbuka dan hibrida, mengintegrasikan ahli eksternal (seperti Reskrim Polres Malang untuk Sosiologi atau praktisi medis untuk Biologi) sebagai sumber belajar nyata. 


Sekolah tersebut juga berhasil membangun budaya "Siap Observasi," di mana setiap kelas siap dikunjungi tanpa pemberitahuan, menandakan kesiapan guru untuk terus berefleksi dan belajar. 


Berkat inovasi ini, SMA Taruna Nala kini menjadi sekolah yang sangat diminati, dengan jumlah pendaftar tahunan yang jauh melampaui kuota.


Kegiatan rutin "Bu Resi" APSI ini menegaskan bahwa transformasi pendidikan harus dimulai dari perubahan pola pikir, dan komunitas belajar adalah medium paling efektif untuk menggerakkan perubahan positif tersebut. (Dik_ar)




Komentar

Tampilkan