Iklan

Pertemuan Tebuireng, PBNU Umumkan Pencopotan Gus Yahya Akibat Kesalahan

Sunday, December 7, 2025, 8:36 AM WIB Last Updated 2025-12-08T01:42:05Z

JOMBANG, - Para ulama senior dan Mustasyar Nahdlatul Ulama mengadakan pertemuan serta silaturahmi di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu (6/12/2025).

Kegiatan tersebut juga mengundang Rais A’am PBNU KH Miftahul Akhyar serta Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Namun, Rais A’am PBNU tidak hadir dan mengutus Muhammad Nuh, salah satu anggota Rais Syuriyah PBNU, untuk mewakili kehadirannya.

"Beliau (Rais A'am PBNU) sedang menghadiri acara haul di Lasem, sehingga tidak dapat hadir. Demikian pula dengan Wakil Rais A'am Kiai Anwar Iskandar," ujar M Nuh di Pesantren Tebuireng.

Pada pertemuan dengan para kyai tua dan Mustasyar NU, M Nuh menyampaikan beberapa hal terkait hasil rapat Syuriah PBNU yang mengangkat Gus Yahya dari jabatan Ketum PBNU. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil demi menjaga keunggulan organisasi.

"Posisi Syuriah sebagai otoritas tertinggi dalam struktur organisasi PBNU. Bagi Syuriah, keputusan yang telah diambil dalam rapat harian Syuriah, tentu sudah selesai," kata M Nuh.

Ia mengatakan penghapusan Gus Yahya didasari oleh adanya pelanggaran yang dianggap berujung pada hukuman organisasi.

"Tidak ada persaingan antar individu. Namun, konteksnya adalah situasi yang melibatkan kesalahan. Dan, dari kesalahan tersebut kemudian diberikan hukuman, pengunduran diri, atau pemecatan," ujar M Nuh.

Menurutnya, keputusan rapat Syuriah PBNU sudah final dan akan dilanjutkan melalui rapat pleno PBNU pada Selasa, 9 Desember 2025. Agenda pleno mencakup pembahasan pengangkatan penjabat Ketua Umum PBNU.

"Hari Selasa akan diikuti oleh rapat pleno. Agenda antara lain adalah pemilihan PJ Ketua Umum," kata M Nuh.

Pertemuan di Tebuireng

Pertemuan para tokoh dan Mustasyar NU di Pesantren Tebuireng dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz serta dr Umar Wahid sebagai sahabat hajat. Turut hadir mantan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, dan Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli.

Selain itu, hadir Pengasuh Pesantren Denanyar Jombang KH Abdus Salam Sohib, serta putri pendiri NU Hj Mahfudhoh. Dari jajaran PBNU terlihat Muhammad Nuh, Gus Yahya, dan KH Amin Said Husni.

Beberapa tokoh hadir melalui panggilan video zoom, antara lain KH Ma’ruf Amin, Hj Sinta Nuriyah Wahid, dan KH Abdullah Ubab Maimoen.

Kesimpulan Forum Mustasyar

Setelah pertemuan, Forum Sesepuh dan Mustasyar NU mengeluarkan pernyataan sikap. HM Abdul Mu’id, kyai dari Pesantren Lirboyo, ditunjuk sebagai perwakilan.

Ia menyampaikan, salah satu hasil dari forum tersebut adalah kesimpulan bahwa pemecatan Gus Yahya oleh Syuriah PBNU tidak sesuai dengan aturan organisasi.

"Forum beranggapan bahwa proses pemakzulan Ketua Umum tidak sesuai dengan aturan organisasi yang tercantum dalam AD/ART," kata Gus Mu’id.

Namun, forum juga menilai pentingnya penjelasan mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan Gus Yahya.

Rekomendasi Forum

Tokoh-tokoh tua dan Mustasyar NU menilai ada bukti kuat terkait dugaan pelanggaran atau kesalahan besar dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum PBNU, sehingga perlu diselesaikan melalui prosedur organisasi.

"Namun, forum juga menemukan adanya informasi kuat mengenai terjadinya pelanggaran atau kesalahan besar dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum, yang perlu dijelaskan melalui prosedur organisasi secara menyeluruh," tambahnya.

Pimpinan dan Mustasyar NU menyarankan agar rapat pleno untuk menentukan penjabat ketua umum tidak diadakan sebelum seluruh prosedur selesai sesuai aturan organisasi.

"Forum menegaskan bahwa isu ini sebaiknya diselesaikan melalui sistem internal NU, tanpa melibatkan lembaga atau proses dari luar, guna menjaga martabat jam’iyyah dan menjaga NU sebagai aset penting bangsa," ujar Gus Mu’id.

Komentar

Tampilkan