Oleh : Rofiq Ali Muhsin*
Sinar matahari mulai menyapu langit, suasana ruang guru masih sepi. Bu Dian, dengan rambut yang mulai memutih, duduk termangu memandangi setumpuk kertas ulangan di depannya.
Coretan-coretan pensil di kertas itu bukan sekadar jawaban, melainkan jejak perjuangan kecil setiap anak didiknya.
Hari itu, di kelasnya, ia mengajak murid-muridnya mendiskusikan makna pahlawan. Seperti biasa, ada jawaban klasik tentang pahlawan nasional dengan pedang dan bambu runcing.
Namun, keharuan datang tak terduga. Di sudut kelas, tangan mungil milik Rara, anak yang biasanya pendiam, terangkat. "Kalau menurut saya, pahlawan itu seperti Ibu Guru," ucapnya lirih. "Ibu berjuang setiap hari, bukan untuk diri sendiri, tapi untuk masa depan kami. Ibu datang bahkan saat batuk, tetap sabar saat kami belum paham, dan tidak pernah menyerah pada kami, bahkan ketika kami hampir menyerah pada diri sendiri." Suara Rara bergetar. "Ibu adalah pahlawan kami. Nama ibu akan slalu kami simpan di sini," katanya sambil menunjuk dadanya.
Ruang kelas hening seketika. Mata Bu Dian berkaca-kaca, hatinya tersentuh oleh kalimat polos yang mengandung kebenaran yang dalam.
Kembali ke ruang guru, Bu Dian menyadari sesuatu. Perjuangannya tidak dramatis seperti di medan perang. Ini adalah perjuangan sunyi melawan rasa lelah yang tak berkesudahan, melawan keraguan akan dampak yang ditimbulkan, dan melawan waktu yang terus berjalan. Namun, seperti pahlawan yang dikenang sejarah, perjuangannya terukir bukan di prasasti, tetapi dalam memori dan karakter setiap anak didiknya. Mereka adalah "tanda jasa" yang paling berharga.
Ia pun mengambil pulpennya, dan dengan semangat baru, ia mulai membubuhkan coretan-coretan berwarna di kertas ulangan itu. Bukan untuk mengkritik, tapi untuk membimbing, untuk membangun, seperti seorang pahlawan yang mempersiapkan generasi penerus bangsa. Perjuangannya memang berbeda, tetapi nilainya setara. Guru memang pahlawan, dengan papan tulis sebagai medan juang dan pena sebagai senjatanya.
Selamat Hari Pahlawan Kawan Kawan Guru semua. Yuk tetap nyalakan semangat kepahlawanan dan keiklasan pada diri kita. Yakinlah kegigihan kita berjuang dalam mencerdaskan anak bangsa akan menghadirkan keberkahan hidup.
*Sekjen Forum Guru Indonesia (FGI)
