
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menurunkan harga penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue Dari Rp 15.000 turun menjadi Rp 12.975. Meskipun demikian, para analis menganggap saham PANI tetap menarik untuk investasi jangka panjang.
Kepala Penelitian Korea Investment dan Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menyatakan, prospek PANI tetap optimis selama perusahaan konsisten melaksanakan proyek PIK 2 sesuai rencana.
"PANI masih menarik jika pelaksanaan proyek sesuai jadwal dan penjualan meningkat secara konsisten," ujar Wafi kepada (2/12).
Wafi menilai, harga saham PANI saat ini memiliki tingkat risiko yang lebih besar dan dianggap tidak lagi menarik seperti dulu. “Namun harga saat ini”risk–reward-dia tidak seindah dulu," katanya.
Di akhir perdagangan kemarin, harga saham PANI meningkat 1,48% atau 200 poin menuju angka 13.675. Sepanjang tahun ini (year to date), harga saham PANI mengalami fluktuasi dan telah turun sebesar 14,53%.
Kepala Penelitian MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menetapkan target harga saham PANI dalam jangka pendek. Ia mengungkapkan bahwa harga saham PANI akan bergerak menuju level 14.000 hingga 14.600.
Sebelumnya, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengumumkan rencana penambahan modal melalui aksiright issuedengan target dana besar sebesar Rp 15,73 triliun. Angka ini mengalami perubahan dari perkiraan sebelumnya yaitu Rp 16,73 triliun.
Harga pelaksanaan right issue juga diubah dari sebelumnya Rp 15.000 per saham menjadi Rp 12.975 per saham.
Manajemen PANI menyebut proses right issue Sementara itu, penundaan terjadi karena belum mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam penyertaan modal ini, PANI menawarkan maksimal 1,21 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam PMHMETD III, yang setara dengan 6,69% dari total saham setelah Penawaran Umum Terbatas.
Pemegang saham yang terdaftar pada 10 Desember 2025 pukul 16.00 WIB dengan kepemilikan sebanyak 50.831 saham berhak mendapatkan 3.646 HMETD. Setiap 1 HMETD memberi hak untuk membeli 1 saham baru. Berdasarkan POJK 32/2015, kegiatan korporasi ini telah disetujui oleh pemegang saham melalui RUPSLB pada 9 Oktober 2025.
Pemegang saham utama, PT Multi Artha Pratama (MAP), yang memiliki 87,78% saham, memiliki hak atas 1.064.368.682 HMETD. Dalam surat yang ditandatangani pada 26 November 2025, MAP menyatakan komitmen untuk mengeksekusi 385.356.454 HMETD atau 36,21% dari total haknya, dengan nilai pemesanan sebesar Rp 4,99 triliun.
Jika terdapat sisa saham baru yang tidak dibeli oleh pemegang HMETD, alokasi akan diberikan kepada pemegang saham lain yang memesan lebih dari haknya, termasuk MAP. Dalam surat pernyataan yang sama, MAP menyatakan siap melakukan pemesanan tambahan sebanyak 450.327.553 saham, yaitu sebesar 42,31% dari total HMETD miliknya senilai Rp 5,84 triliun.
Jika masih tersisa saham setelahnya, pembeli siaga akan menyerap sisa tersebut sebanyak 228.684.675 saham dengan harga pelaksanaan. Sisa saham tersebut akan dibeli oleh PT BCA Sekuritas sebesar 151,61 juta saham dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebanyak 77,07 juta saham, sesuai dengan kesepakatan pembelian sisa saham.