Iklan

Bursa Asia Bergerak Bervariasi Saat Investor Memantau Rilis Data Ekonomi AS

Tuesday, November 18, 2025, 11:04 AM WIB Last Updated 2025-11-19T15:19:48Z

berita indonesia, JAKARTA –Bursa Asiadibuka bervariasi pada perdagangan awal pekan, Senin (17/11/2025) seiring dengan sikap investor yang bersiap menghadapi rilis serangkaian dataekonomi Amerika Serikat (AS)di tengah ketidakpastian arah kebijakan Federal Reserve atauThe Fed.

Mengutip Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau dibuka melemah 0,69% pada level 3.336,78. Kemudian, indeks S&P/ASX 200 Australia juga tercatat turun 0,22% pada level 8.615,50.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,4% menjadi level 4.066,85. Kontrak berjangka indeks saham AS menguat secara terbatas. Sementara itu, yen bergerak stabil setelah ekonomi Jepang tercatat mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam kuartal.

Setelah beberapa pekan dengan data yang minim, para pelaku pasar akhirnya akan mendapatkan sinyal baru mengenai kesehatan ekonomi AS ketika sejumlah lembaga mulai merilis indikator penting, termasuk data tenaga kerja.

Investor juga menghadapi berbagai risiko, mulai dari valuasi tinggi saham-saham terkait kecerdasan buatan (AI) hingga memanasnya kembali hubungan China-Jepang. Sementara itu, selera risiko tampak memudar dengan Bitcoin yang bertahan di sekitar US$94.000 dan hampir menghapus seluruh kenaikan tahunannya.

"November hingga saat ini menjadi periode yang cukup volatil bagi pasar saham," kata Shane Oliver, kepala ekonom sekaligus Kepala Strategi Investasi AMP Ltd., dalam catatan kepada klien.

Oliver mengatakan, pasar saham tetap berisiko mengalami koreksi karena valuasi yang terlalu tinggi, risiko tarif AS, serta pasar tenaga kerja AS yang mulai melemah.

Beberapa pejabat The Fed dalam beberapa minggu terakhir juga menyampaikan keraguan tentang kebutuhan untuk menurunkan suku bunga pada Desember, bahkan sebagian menolaknya secara terbuka. Hal ini terjadi kurang dari sebulan setelah Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa penurunan suku bunga Desember bukanlah sesuatu yang pasti.

Pekan lalu, pelaku pasar di kontrak berjangka mengurangi probabilitas penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada Desember menjadi di bawah 50%, setelah beberapa pejabat The Fed memberi sinyal bahwa langkah tersebut masih jauh dari kepastian.

Ketidakpastian jangka pendek turut mendorong naiknya indeks volatilitas pasar obligasi yang sebelumnya berada di dekat tingkat terendah empat tahun.

Analis Commonwealth Bank of Australia yang dipimpin Joseph Capurso dalam catatan kepada klien menyatakan, meskipun ada pertanyaan tentang kualitas data, pelaku pasar tetap akan merespons informasi baru. "Kami memperkirakan laporanUpah non-pertanian"September akan berada di bawah ekspektasi kenaikan 50.000 tenaga kerja," katanya.

Komentar

Tampilkan