Jakarta, Newsindonesia - Guru Taman Kanak-kanak (TK) Merak Ponorogo, Maria Kurniawati, meraih penghargaan Dewi Sartika Award dari Guru Belajar Foundation.
Penghargaan ini diberikan dalam acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII yang digelar di Sekolah Cikal Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Dewi Sartika Award merupakan bentuk apresiasi kepada pendidik yang menjadi penggerak perubahan melalui praktik baik dan kepemimpinan yang berpihak pada anak.
Maria dinilai berhasil menciptakan inovasi pembelajaran bermakna lewat program bertajuk “Si Hijau”, yang mengubah rutinitas makan siang menjadi pengalaman belajar bergizi dan menyenangkan.
Program “Si Hijau” berawal dari keprihatinan Maria melihat banyak muridnya sering sakit dengan keluhan serupa. Setelah melakukan diskusi dengan para orang tua, ia menemukan salah satu penyebabnya: anak-anak jarang makan sayur, bahkan orang tua pun cenderung membiarkan kebiasaan itu.
“Program Si Hijau lahir dari keprihatinan saya melihat banyak anak yang sering sakit dengan keluhan yang sama. Setelah berdiskusi, saya mengetahui bahwa salah satu penyebabnya adalah kebiasaan anak yang jarang makan sayur.
Dari situ muncul harapan agar anak-anak mulai terbiasa makan sayur, meski belum menyukainya,” ujar Maria kepada Guru Belajar Foundation.
Untuk mengubah kebiasaan tersebut, Maria menggandeng orang tua murid menyusun menu gizi seimbang.
Murid membawa nasi dari rumah, sementara para orang tua bergiliran memasak sayur untuk disantap bersama di kelas.
Program ini berlangsung setiap Senin hingga Kamis sejak tahun ajaran 2018–2019.
Pada tahun ajaran 2025–2026, Maria menambahkan makanan berprotein ke dalam menu harian. Ia menyadari bahwa upaya mengenalkan sayuran tidak selalu mudah. Tantangan terbesar adalah penolakan anak terhadap rasa sayur yang dianggap tidak enak.
Namun, Maria dan rekan-rekannya tidak menyerah. Mereka menggunakan berbagai strategi seperti menjelaskan manfaat gizi, meminta murid mencoba satu gigitan, hingga mengajak mereka memilih, mempresentasikan, dan memasak sayur yang disukai.
“Saya berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga saya memiliki kesempatan untuk terus berbagi, belajar, dan mengeksplorasi berbagai hal baru. Masih banyak ide yang ingin saya kembangkan di sekolah,” katanya.
Ketua penyelenggara TPN XII, Abdulaziz Hafidhurrahman, menyampaikan apresiasi kepada enam penerima Dewi Sartika Award yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Ponorogo.
“Terima kasih telah menjadi pemimpin pendidikan yang berdaya. Pemimpin yang sadar bahwa setiap langkah yang diambil merupakan pilihan sadar untuk menghadirkan perubahan dan memberi dampak nyata bagi sesama guru, murid, serta seluruh ekosistem pendidikan,” ujar Abdulaziz.
Ia berharap praktik baik seperti yang dilakukan Maria dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik di seluruh Indonesia.
“Kami tidak hanya mendorong murid dan guru untuk terus belajar, tetapi juga mengajak para pemimpin pendidikan untuk #LanjutBelajar, agar tumbuh kepemimpinan yang semakin berpihak pada anak,” tambahnya.
Melalui inovasi sederhana namun berdampak besar, Maria membuktikan bahwa perubahan di dunia pendidikan bisa dimulai dari hal-hal kecil, bahkan dari sepiring sayur di meja makan sekolah. (Dik_ar)


