
FLORES TIMUR, – Pemerintah Kabupaten Flores Timur, NTT, melaporkan, hingga Rabu (10/12/2025), jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai 7.959 orang.
Ratusan korban ini berasal dari beberapa desa yang terkena dampak, yaitu Klantalo, Hokeng Jaya, Nawokote, Dulipali, Nobo, dan Boru sebagian.
“Wilayah ini termasuk dalam kawasan rentan bencana (KRB) letusan Gunung Lewotobi Laki-laki,” kata Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Flores Timur, Heronimus Lamawurand, Kamis (11/12/2025).
Heronimus mengungkapkan, dari 7.959 korban, sebanyak 4.073 jiwa atau 1.150 kepala keluarga (KK) tersebar di berbagai posko, serta mengungsi secara mandiri.
Mereka yang merupakan pengungsi mandiri, tinggal di rumah keluarga dan kerabat di berbagai kecamatan, seperti Wulanggitang, Ile Bura, Lewolema, Ile Mandiri, Larantuka, serta beberapa daerah lainnya.
"Beberapa orang tinggal di Pulau Adonara dan Pulau Solor," katanya.
Selanjutnya, kata Heronimus, sebanyak 1.816 korban telah tinggal di tempat tinggal sementara (huntara).
Sementara para pengungsi yang telah mendapatkan dana tunggu hunian (DTH) berjumlah 1.846 jiwa.
Ia menekankan bahwa pemerintah terus berupaya bekerja dengan maksimal dalam menangani masyarakat yang terkena dampak bencana.
Petugas kesehatan berjaga selama 24 jam dan melakukan pemeriksaan berkala terhadap kondisi kesehatan para korban.
Heronimus menyampaikan bahwa terdapat beberapa kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh para pengungsi, seperti air bersih, perlengkapan mandi dan mencuci, bahan makanan pokok, lauk pauk serta minyak tanah, dan air bersih.