
Seni, seorang pekerja migran asal Temanggung, akhirnya ditemukan setelah 21 tahun tidak dapat dihubungi oleh keluarganya karena disekap oleh majikannya di Malaysia. Di sana, Seni disiksa dan tidak diberi upah.
Selama Seni menghilang, keluarga hanya menyimpan foto, surat terakhir, dan sedikit petunjuk kecil tentang keberadaannya. Cerita Seni begitu menyedihkan.
Seperti apa?
Surat Terakhir dan Upaya Keluarga Mencari

Keluarga tidak pernah diam saat Seni hilang. Hingga kini, di usia yang ke-47 tahun, Seni baru saja ditemukan.
Seni mengadu nasib ke Malaysia pada tahun 2004. Setahun pergi, Seni masih menulis surat memberi kabar kepada keluarga di kampung.
Namun setelah itu, tidak ada lagi surat-surat yang datang. Seni seperti menghilang tanpa jejak. Keluarga mencari Seni ke sana ke mari.
"Menelpon orang yang membawa dulu (ke Malaysia) tapi tidak (menghasilkan apa-apa)," kata Slamet, Ketua RT tempat Seni tinggal di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (23/11).
Selain itu, pernah juga ada upaya mencari ke orang pintar tetapi tidak membuahkan hasil. "Usaha ke dukun itu ya tidak (bisa). Tidak ada kabar apa-apa," katanya.

Ketua RW 07, Ruwan, yang masih kerabat dengan Seni mengatakan setelah Seni hilang tanpa kabar, suaminya menikah lagi.
"Lalu suaminya pulang ke rumah orang tuanya. Kira-kira dari saat berangkatnya Seni hingga tiga tahunan. Seni tidak bisa dikabari, caranya orang hampa. Terus jadi nganten lagi (menikah lagi)," katanya.
Saat itu, keluarga sudah merasa tidak ada harapan. Keluarga pun pasrah.
"Karena sudah lama. Bingung," katanya.
21 tahun berlalu, Seni ternyata ditahan dan tidak dibayar oleh majikannya di Malaysia. Seni masih hidup, dia diselamatkan oleh petugas setempat.
Tumpukan Bata Kotor

Di halaman rumah orang tua Seni, Kelurahan Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terlihat tumpukan batu bata yang tersusun rapi. Meskipun tampak berlumut dan tidak terpakai, batu bata itu menjadi saksi bisu jejak Seni.
Batu bata itu sengaja dibeli oleh Seni beberapa saat sebelum berangkat ke Malaysia pada tahun 2004. Ia pergi ke Malaysia dengan tujuan memperbaiki perekonomiannya, termasuk memperbaiki rumah.
Batu bata itu telah ditumbuhi lumut berwarna hijau. Hingga saat ini, batu bata itu belum pernah digunakan oleh pemiliknya.
Ruwan menceritakan tentang Seni mengenai batu bata itu.
"Kemungkinan (bata itu) untuk membangun rumah. Ya, punya rumah, tapi rumahnya masih beratap papan, belum bata. Pengin (memperbaiki) karena orang rumah tangga pasti pengin," kata Ruwan.
Di kampungnya, tidak banyak warga yang bekerja ke luar negeri. Namun, mereka yang merantau biasanya bertujuan membangun rumah dan meningkatkan perekonomian keluarga.
Berita Itu Datang

Keluarga akhirnya menerima kabar dari Seni. Penantian selama 21 tahun terbayar ketika polisi memberitahu bahwa Seni masih hidup.
Saat itu polisi datang untuk menemui Ismi, kakak Seni. Namun Ismi sedang berada di luar kota. Polisi kemudian memberi tahu Slamet tentang kabar ini. Kabar tersebut datang sekitar Oktober 2025.
Keluarga berharap Seni bisa segera kembali ke Temanggung dan berkumpul bersama anaknya, Riki Alfian, yang saat Seni pergi masih berusia 3,5 tahun. Riki kini sudah menikah dan memiliki anak.
Setelah itu, momen haru terjadi saat Riki bisa menghubungi Seni.
"Anak saya menelepon ke sana dan meminta ke kantor (sana) bisa. Terus hari ini jam segini, lalu bisa bertemu (melalui panggilan video)," kata Ismi, kakak Seni, saat diwawancarai di rumahnya di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (23/11).
Sejak Seni pergi, Riki dirawat oleh Ismi, seperti anaknya sendiri.
Ismi mengatakan saat panggilan video itu, Seni juga menanyakan kabar Ismi. Saat itu Ismi tidak mampu menahan air mata.
"Lalu tanya 'Semoga kamu sehat. Sehat. Saya menangis. tidak menangis saja yang"aja menangis terus," katanya.

Saat itu, Seni juga bertemu pertama kalinya dengan cucu dan menantunya (istri Riki). Seni tidak sempat melihat anaknya meminang pujaan hatinya.
"Siapa ini. Tidak tahu. Ini anak Riki (cucu Seni)," kata Walmi ipar Seni.
Demikian pula Riki, dia tidak tahu bahwa sosok di layar adalah ibunya.
"Rikin juga tidak tahu ibunya itu," katanya.
Slamet, ketua RT, mengatakan telah melihat video Seni. Menurutnya yang berbeda dari Seni adalah rambutnya yang sekarang pendek. Selain itu ada luka kecil di mulutnya.
"Saya melihat videonya Bu Seni itu. Memang itu Bu Seni. Tapi dulu rambutnya panjang terus bibirnya tidak ciri suwing (sumbing)," katanya.
Kini, keluarga berharap Seni bisa segera kembali ke Temanggung.