Iklan

Penelitian mengungkap ciuman berasal dari 21,5 juta tahun yang lalu

Saturday, November 22, 2025, 6:45 AM WIB Last Updated 2025-11-23T00:52:56Z

Apakah Anda mengetahui asal usul aktivitas berciuman?

Manusia melakukannya. Begitu juga monyet. Bahkan, beruang kutub pun melakukannya. Selama bertahun-tahun, aktivitas itu terjadi secara luas di berbagai spesies, tetapi sejak kapan perilaku itu sebenarnya dilakukan?

Baru-baru ini, para peneliti mulai membuka tabir mengenai aktivitas berciuman. Mereka berhasil melacak asal-usul evolusi dari perilaku mencium.

Sebuah studi baru menyatakan bahwa ciuman mulut ke mulut sebenarnya sudah muncul lebih dari 21 juta tahun lalu. Temuan itu menunjukkan bahwa nenek moyang manusia dan kera besar kemungkinan telah terbiasa berciuman.

Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa Neanderthal mungkin melakukan hal yang sama - dan manusia modern kemungkinan pernah saling berciuman dengan mereka.

Para ilmuwan memperhatikan perilaku mencium karena dianggap sebagai teka-teki evolusi.

Tidak ada manfaat jelas bagi kelangsungan hidup atau reproduksi, tetapi praktik ini muncul tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada sejumlah spesies hewan.

Berevolusi pada kelompok kera besar

Para ilmuwan menyusun semacam "pohon keluarga evolusi" untuk menelusuri kapan perilaku ciuman kemungkinan muncul, dengan merujuk pada bukti bahwa hewan lain juga melakukannya.

Untuk dapat membandingkan perilaku yang sama di berbagai spesies, mereka memberikan definisi yang sangat spesifik—dan cukup jauh dari kesan romantis—tentang apa sebenarnya "ciuman".

Mungkin Anda tertarik:

Dalam studi yang diterbitkan di jurnalEvolusi dan Perilaku Manusia, para peneliti mendefinisikan ciuman sebagai kontak mulut ke mulut yang tidak agresif, diarahkan satu sama lain, "dengan sedikit gerakan bibir atau bagian mulut, dan tanpa perpindahan makanan".

"Manusia, simpanse, dan bonobo semua berciuman," kata ahli biologi evolusi dari Universitas Oxford, Matilda Brindle, peneliti utama dalam studi ini.

Dari penelitian yang dilakukan, Brindle menyimpulkan, "kemungkinan besar nenek moyang bersama mereka [manusia, simpanse, dan bonobo] juga berciuman."

"Kami pikir, ciuman mungkin berevolusi sekitar 21,5 juta tahun lalu pada kelompok kera besar," kata Brindle.

Bukti air liur

Melalui studi ini, para ilmuwan menemukan perilaku yang sesuai dengan definisi ilmiah mereka tentang ciuman pada serigala, anjing penjaga, beruang kutub —yang sangat berantakan karena penuh gerakan lidah, bahkan albatros.

Namun, mereka memusatkan perhatian pada primata—terutama kera—untuk menyusun gambaran evolusi tentang asal-usul ciuman pada manusia.

Studi yang sama juga menyimpulkan bahwa Neanderthal, kerabat manusia purba terdekat yang punah sekitar 40.000 tahun lalu, ternyata juga berciuman.

Sebuah penelitian sebelumnya tentang DNA Neanderthal juga menunjukkan bahwa manusia modern dan Neanderthal berbagi satu mikroba oral —jenis bakteri yang ditemukan dalam air liur.

"Itu berarti, mereka pasti saling bertukar air liur selama ratusan ribu tahun setelah kedua spesies itu berpisah," jelas Brindle.

Alasan berciuman masih misteri

Meskipun studi ini berhasil menentukan kapan ciuman berevolusi, para ilmuwan masih belum dapat menjawab pertanyaan lain: apa alasan berciuman?

Sampai saat ini, beberapa teori telah muncul. Bahwa kebiasaan tersebut muncul dari perilaku merapikan bulu pada leluhur kera hingga menjadi cara intim untuk menilai kesehatan atau kesesuaian pasangan.

Brindle berharap temuan kali ini dapat membuka jalan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Krusial bagi kita untuk memahami bahwa kita berbagi kebiasaan ini dengan makhluk non-manusia," tutup Brindle.

Kita seharusnya meneliti perilaku ini, bukan mengabaikannya hanya karena dianggap bodoh atau terlalu romantis terhadap manusia.

Komentar

Tampilkan