Iklan

Bencana Hidrometeorologi Aceh, Sumut, dan Sumbar Tak Diakui Nasional, BNPB: Hanya Viral di Medsos

Sunday, November 30, 2025, 10:33 AM WIB Last Updated 2025-12-01T04:43:58Z

- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan alasan mengapa banjir yang terjadi di wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat tidak ditetapkan sebagai bencana nasional. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan bahwa penetapan status bencana nasional memiliki kriteria tertentu dan jarang diberlakukan.

"Status bencana nasional yang pernah diumumkan oleh Indonesia hanya berlaku untuk Covid-19 dan Tsunami 2004. Hanya dua kejadian tersebut yang dianggap sebagai bencana nasional. Setelah itu, meskipun terjadi bencana besar seperti gempa Palu, gempa NTB, dan gempa Cianjur, semua tidak dinyatakan sebagai bencana nasional," ujar Suharyanto dalam konferensi pers, Sabtu (29/11).

Ia menjelaskan bahwa penentuan status bencana nasional mempertimbangkan berbagai aspek, terutama jumlah korban dan tingkat kesulitan dalam mencapai lokasi bencana. Menurutnya, kondisi banjir yang tampak mengerikan di media sosial tidak sepenuhnya mencerminkan situasi yang terjadi di lapangan.

"Dari tingkat korban dan kesulitan akses, rekan-rekan media dapat membandingkannya dengan kejadian yang terjadi saat ini. Memang kemarin terlihat menakutkan di media sosial, tetapi ketika sampai di lokasi, kondisinya sudah lebih terkendali dan tidak hujan," katanya.

Suharyanto menekankan bahwa bencana di tiga provinsi tersebut masih dalam status bencana daerah tingkat provinsi. Ia menambahkan, situasi yang paling membutuhkan perhatian saat ini berada di Tapanuli Tengah, sementara wilayah lainnya cenderung lebih stabil.

"Saya tidak perlu menyampaikan apakah diperlukan status darurat bencana nasional atau daerah. Namun, saat ini statusnya masih berupa bencana daerah tingkat provinsi," katanya.

Berdasarkan laporan BNPB, menurut Suharyanto, jumlah korban jiwa akibat bencana di tiga provinsi tersebut mencapai 303 orang. Selain itu, ribuan penduduk harus meninggalkan tempat tinggal mereka karena kerusakan permukiman dan terganggunya akses jalan.

Sementara itu, sebanyak 48.887 kepala keluarga mengungsi, terutama di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil. Sedangkan di Sumatera Barat, terdapat 11.820 kepala keluarga yang mengungsi, khususnya di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Selanjutnya, sebanyak 3.840 keluarga terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka karena banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Sumatera Utara.

Komentar

Tampilkan