Google mengancam akan meninggalkan pangsa pasar Australia jika pemerintah menerapkan regulasi terkait hubungan komersial dengan portal berita. Rencananya, pemerintah Australia akan mengeluarkan undang-undang yang menuntut Google untuk membayar setiap berita yang muncul dalam hasil pencarian atau dibagikan di platformnya.
Direktur Regional Google, Mel Silva, mengatakan bahwa jika undang-undang tersebut disahkan, Google tidak akan memiliki opsi selain menghentikan penyediaan layanan Google Penelusuran di Australia. Aturan tersebut akan memaksa Google untuk memiliki perjanjian komersial dengan setiap agensi berita, atau menghadapi arbitrase jika dianggap tidak dapat dijalankan.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, merespons ancaman tersebut dengan singkat, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan merespons ancaman tersebut.
Hingga saat ini, masih belum ditentukan besaran pembayaran yang harus diberikan Google kepada agensi berita. Rencananya, proses tawar-menawar dan arbitrase akan menentukan besaran tersebut, meninggalkan masalah tersebut belum terselesaikan.
Jika Google tidak dapat mencapai kesepakatan dengan kantor berita, keputusan akhir akan diserahkan kepada hakim untuk memutuskan secara adil. Meskipun keputusan untuk menarik Google dari Australia tidak akan sebesar keputusan meninggalkan China pada tahun 2010, pangsa pasar Australia tetap signifikan dengan pendapatan sekitar A$4,8 miliar pada tahun 2019.
Google Australia sendiri menghasilkan laba sekitar A$134 juta dari pendapatan tersebut. Dampak potensial dari kepergian Google tidak hanya terbatas pada mesin pencarian, tetapi juga mencakup layanan lain seperti Gmail, Google Maps, YouTube, dan lainnya. Meskipun belum jelas apakah ancaman ini juga akan memengaruhi layanan-layanan tersebut.
