SURAT KABAR - PEMIKIRAN RAKYAT - RUMAH SAKIT SANTOSA - Gigi yang longgar pada orang dewasa sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, mengganggu kemampuan mengunyah, serta mengurangi rasa percaya diri. Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba; biasanya menjadi tanda adanya masalah serius pada jaringan pendukung gigi. Oleh karena itu, memahami penyebab dan opsi pengobatan merupakan langkah penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Tidak dapat dipungkiri, gigi yang goyang sering mengganggu kegiatan sehari-hari, komunikasi, kenyamanan, serta mengurangi rasa percaya diri. Kondisi ini umum terjadi pada gigi tetap, dan berbeda dengan anak-anak, gigi goyang pada dewasa merupakan masalah kesehatan mulut yang serius.
Dijelaskan oleh drg. Regina Kumala Muhaimina, Sp.Perio dari RS Santosa Kopo, penyebab utama gigi goyang yang paling sering terjadi adalah penyakit periodontal, yaitu peradangan pada gusi dan tulang penyangga gigi. Salah satu penyebabnya adalah penumpukan plak dan karang gigi yang mengeras dan memicu infeksi. "Jika infeksi tidak segera ditangani, dapat merusak tulang dan jaringan lunak yang mendukung gigi. Akibatnya, gigi menjadi longgar, mudah copot atau lepas dari gusi," ujar Regina.
Gigi bisa menjadi goyah pada ibu yang sedang hamil akibat perubahan hormon yang memengaruhi jaringan dan ligamen di sekitar gigi. Namun, keadaan ini biasanya membaik setelah proses melahirkan. Penyebab lainnya antara lain kebersihan mulut yang tidak baik, cedera langsung seperti benturan atau kecelakaan, riwayat ortodonti yang tidak stabil karena tidak menggunakan retainer, serta infeksi akut seperti abses periodontal. "Atau sedang mengalami kondisi sistemik tertentu seperti diabetes yang tidak terkontrol, osteoporosis, dan kebiasaan merokok berat," kata Regina.
Perawatan gigi yang goyah tergantung pada penyebabnya. Salah satu langkah utama adalah pembersihan dan perawatan akar atau scaling mendalam yang harus dilakukan dalam kasus gigi goyah akibat periodontitis. Selain itu, ada tindakan splint periodontal, yaitu cara mengikat beberapa gigi agar lebih stabil. Regina menjelaskan bahwa dokter spesialis Periodonsia menangani kasus dengan kegoyangan yang lebih berat atau rumit. "Periodontist adalah dokter gigi yang memiliki keahlian khusus dalam merawat penyakit dan kondisi gusi, menjaga kestabilan gigi dan jaringan gusi, serta tulang penyangga gigi," ujarnya.
Proses pemasangan splint biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa diselesaikan dalam satu kali kunjungan. Meskipun demikian, beberapa pasien mungkin mengalami iritasi gusi, perdarahan sedikit, atau nyeri sementara setelah tindakan tersebut.
Tidak semua situasi bisa ditangani dengan splint. Syarat-syaratnya antara lain tingkat ketidakteraturan tidak terlalu parah, akar gigi masih cukup kuat menempel pada jaringan gusi, terdapat gigi sehat di sekitarnya sebagai penyangga, serta tidak ada infeksi atau peradangan gusi yang berat. Teknik ini memanfaatkan fiber ribbon, kawat logam, bahan restorasi komposit, atau splint ortodontik untuk mengunci gigi selama proses pemulihan.
Pendukung
Regina menekankan bahwa splint bukan merupakan pengobatan utama, melainkan alat bantu sebelum, selama, dan setelah perawatan gigi. "Splint tidak memulihkan tulang, tetapi mencegah kerusakan tambahan sambil jaringan periodontal pulih melalui pengobatan utama," katanya.
Terdapat situasi tertentu yang menyebabkan pasien tidak disarankan untuk menggunakan splint, misalnya ketika mobilitas gigi sangat parah hingga hampir lepas, kehilangan tulang lebih dari 80 persen, atau terdapat infeksi akut yang perlu diatasi terlebih dahulu.
Gigi yang goyah bisa dihindari dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan. "Jika mengalami masalah pada gusi atau jaringan sekitar gigi, segera periksa ke dokter gigi maksimal tiga bulan sekali agar mencegah kerusakan yang lebih parah," ujarnya.
Pengendalian juga merupakan langkah pencegahan yang sangat penting. Tips lainnya mencakup berhenti merokok, tidak hanya mengunyah di satu sisi, menggunakan pelindung malam untuk penderita bruxism, memperbaiki restorasi yang terlalu tinggi, mengatur kadar gula darah bagi penderita diabetes, serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan tulang.
Ketidakstabilan gigi menunjukkan bahwa jaringan pendukung gigi sedang melemah dan memerlukan perhatian segera. Dengan diagnosis yang akurat, perawatan periodontal yang terencana, serta penggunaan alat penahan jika diperlukan, kerusakan lebih lanjut bisa dihindari. Kunci keberhasilannya berada pada deteksi awal dan konsistensi dalam menjaga kesehatan mulut.***