Iklan

7 Hal Unik yang Sering Dipajang di Dinding oleh Orang yang Besar di Kamar Tidur, Menurut Psikologi

Sunday, December 7, 2025, 8:21 AM WIB Last Updated 2025-12-08T01:29:18Z

Tumbuh di kamar tidur bersama—baik dengan saudara kandung, saudara tiri, atau kerabat—membentuk pola kepribadian tertentu secara tidak sadar.

Hidup di dalam ruang yang sempit mengajarkan pengorbanan, imajinasi, serta cara menunjukkan diri tanpa mengganggu orang sekitar.

Menariknya, ketika sudah dewasa dan akhirnya memiliki ruang pribadi, banyak orang yang tumbuh dalam situasi seperti ini menunjukkan gaya dekorasi yang khas.

Psikologi lingkungan (environmental psychology) mengungkapkan bahwa benda yang dipajang di dinding bukan hanya sekadar elemen estetika, melainkan juga mencerminkan identitas, kebutuhan emosional, serta jejak masa kecil seseorang.

Dilaporkan oleh Geediting pada Senin (24/11), terdapat tujuh hal menarik yang sering ditemukan di dinding mereka—dan makna psikologis di baliknya.

1. Poster atau Foto Idola Masa Kecil yang Kini Lebih "Matang"

Seseorang yang sebelumnya tidak memiliki ruang pribadi sering kali membatasi pemasangan poster idola demi menjaga rasa suka masing-masing saudara kandung.

Maka ketika tumbuh dewasa, mereka sering memamerkan poster atau foto yang lebih anggun: penyanyi kesukaan, atlet idola, atau tokoh yang menginspirasi.

Psikologi menggambarkan: ini merupakan bentuk pemulihan identitas—mengambil kembali ruang yang sebelumnya tidak sepenuhnya bisa dikuasai.

2. Rak Dinding Sederhana untuk Menampilkan Koleksi Kecil

Hidup bersama saudara menyebabkan batasan pada privasi pribadi.

Oleh karena itu, ketika tumbuh dewasa, mereka suka memasang rak dinding kecil untuk menampilkan koleksi pribadi mereka, seperti miniatur, tanaman kecil, atau mainan bertindik.

Hal ini menunjukkan keinginan akan pengendalian diri dan tanda bahwa kini ia mampu mengatur ruang sesuai keinginannya tanpa terganggu.

3. Jam Dinding Artistik—Karena Pada Masa Lalu Harus Berbagi Kebiasaan

Dahulu, waktu tidur dan bangun sering tergantung pada jadwal orang lain.

Mereka terbiasa mengatur tempo agar sejalan.

Saat menjadi dewasa, jam dinding sering kali menjadi bagian penting dari dekorasi.

Selain menjadi bagian dari desain, jam tersebut merupakan lambang kemandirian dalam mengatur irama kehidupan serta kebebasan untuk menentukan jadwal sendiri.

4. Papan suasana hati atau Papan visi

Orang yang besar di dalam kamar bersama terbiasa berkomunikasi tentang mimpi dan batasan mereka dengan orang lain.

Saat dewasa, mereka cenderung membayangkan tujuan dalam bentuk moodboard yang dipasang di dinding.

Psikolog mengistilahkan ini sebagai tanda self-direction—keinginan untuk menentukan arah kehidupan tanpa kompromi yang sebelumnya selalu hadir.

5. Foto Keluarga yang Disusun dalam Gaya Kolase

Menariknya, meskipun pernah tinggal di lingkungan yang penuh dengan pengorbanan, banyak dari mereka masih menyimpan kenangan indah tentang masa lalu.

Maka foto keluarga—khususnya gambar masa kecil bersama saudara—sering ditampilkan dalam bentuk kumpulan di dinding.

Ini menggambarkan kelekatan yang aman: ikatan emosional yang kuat dan dasar kelekatan yang positif.

6. Karya Seni Buatan Sendiri atau DIY

Ketika ruangan harus dibagi, kreativitas sering kali menemukan cara lain—seperti menggambar di buku, membuat kerajinan sederhana, atau mengubah benda-benda kecil.

Saat menjadi dewasa, mereka cenderung memperindah dinding dengan karya seni buatan sendiri, sebagai wujud ekspresi diri dan rasa percaya diri bahwa kini mereka memiliki ruang yang aman untuk berkreativitas tanpa khawatir merusak atau diambil oleh saudara.

7. Ucapan Motivasi yang Mengingatkan Nilai-Nilai Saat Kanak-Kanak

Berkembang dalam suasana kamar bersama mengajarkan disiplin, empati, dan ketangguhan. Oleh karena itu, banyak orang yang memamerkan kutipan seperti:

"Jangan kasar tetapi tegas," atau

Kembangkan diri sesuai dengan kecepatanmu sendiri.

Psikologi menggambarkan ini sebagai bentuk penghiburan diri yang terbiasa—pengulangan pesan emosional positif yang sebelumnya dibentuk melalui kebersamaan dan kompromi.

Kesimpulan: Dinding sebagai Cermin Perjalanan

Yang tergantung di dinding bukan hanya sebagai hiasan.

Bagi mereka yang besar di kamar tidur bersama, hal itu merupakan cara untuk merayakan ruang pribadi yang akhirnya bisa dikuasai.

Setiap poster, jam, kutipan, atau karya seni yang dipajang menyimpan cerita—mengenai kompromi masa kecil, mengenai kebebasan baru, serta mengenai kedewasaan yang secara perlahan mereka bentuk.

Akhirnya, dinding bukan hanya tempat untuk meletakkan hiasan, tetapi juga tempat untuk menulis ulang cerita pribadi—lebih bebas, lebih lengkap, dan lebih "milik sendiri".

Komentar

Tampilkan